Dalam sebuah diskusi tahun 1999, seorang peneliti asing ingin mengetahui, sperti apa sih teater Indonesia itu? Berbagai teori tentang ilmu pertunjukan di beberkan, baik yang dari barat maupun dari timur, yang realis samapi absurd juga dikhotbahkan. Tetapi tidak juga ketemu, teater di Indonesia yang seperti apa. Diakhir sesi, seorang teman (arif kriying hidayat) mengacungkan jarinya dan dia mulai berkhotbah juga. " Kalau anda mencari tahu teater di Indonesia, anda harusnya bertanya dulu, Gamelan itu dari Indonesia ? Indonesianya ada di Jawa? Jawanya itu ada di Yogyakarta? Yogyakartanya ada di Bantul? Bantulnya ada di Bangun Jiwo? Pak Ponimin yang membuat gamelan itu".
Dari cerita diatas, kadang kita sering menyamaratakan segala sesuatu dengan teori yang sudah mapan. Seolah olah kita bisa membagi sesuatu dalam kelompok, kelas bahkan mengkotaknya sehingga tafsir lain adalah kesesatan. Begitu pula dalam konteks tentang INDONESIA, kalau melanjutkan cerita tentang gamelan tadi, gamelan juga terbagi dalam 2 irama, slendro dan pelog. Diwilayah di luar jogja juga punya gamelan, di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, bahkan mungkin Malasyia.
setetes manusia diantara lautan kehidupan, berusaha menjadi lebih baik dengan berbuat kebaikan
Senin, 19 Desember 2011
Kamis, 01 Desember 2011
Perjalanan Haji, Perjalanan calon Politikus
Musim Haji memang telah lama berlalu, tidak ada lagi undangan dan permintaan doa restu dari saudara, kerabat dan sahabat. Semua memang tidak bisa aku datangi dan kunjungi. Namun doa selalu aku berikan dengan tulus, karena juga berharap dapat menyusul pergi ke Baitullah.
Sejenak berlalu dari keinginan dan rasa iriku, kenapa aku belum bisa datang memenuhi panggilan-Nya ke rumahnya. Ingat pada masa pemilihan legislatif di negeri ini. Banyak saudara, kerabat dan sahabat yang juga minta doa restu untuk maju menjadi anggota dewan. Doa tulus juga aku berikan, namun tidak dengan rasa iri, karena memang aku tidak tertarik untuk menjadi anggota dewan. Banyak alasan mestinya, tapi tidak pentinglah. Setelah proses pemilu selesai, ada satu dua saudara, kerabat dan sahabat yang berhasil mewujudkan impiannya jadi anggota dewan yang terhormat. Tapi aku lihat sampai sekarang mereka belum mengucapkan terimakasih apalagi kerja nyata. Bukan kepadaku, karena siapa sih aku. Kepada orang orang yang telah memilihnya dan memberikan doa restunya. Ah... apakah kalau sudah diatas juga lupa, karena menjadi yang terpilih.
Kembali ke musim haji yang juga telah berlalu. Seminggu yang lalu aku didatangi oleh saudaraku yang baru pulang haji, sambil membawa oleh oleh dan berterimakasih atas doanya. Sedangkan Saudara, Kerabat dan Saudara yang lain kenapa tidak berbuat hal yang sama. Apa mereka menjadi lupa padaku dan orang lain yang juga pernah mereka mintai doa restunya. Ah tentunya itu tidak penting ya. Karena menurut beberapa riwayat yang aku baca. Naik Haji adalah rukun yang kelima dalam Islam, sehingga mestinya empat yang terdahulu sudah dilakukan dengan baik. Syahadat, Sholat, Puasa dan Zakat yang yang memang belum aku lakukan dengan benar, sehingga Haji pun seolah jauh dari jangkauanku.
Untuk semua Saudara, Kerabat dan Sahabat yang telah menunaikan ibadah haji, semoga menjadi haji Mabrur. Seperti juga para anggota dewan ketika menjadi yang terpilih, buktikan semuanya dengan kerja nyata untuk membuat masyarakat menjadi lebih baik, dan ANDA semuanya menjadi lebih berguna.
Pleret, 14 Desember 2011
Sejenak berlalu dari keinginan dan rasa iriku, kenapa aku belum bisa datang memenuhi panggilan-Nya ke rumahnya. Ingat pada masa pemilihan legislatif di negeri ini. Banyak saudara, kerabat dan sahabat yang juga minta doa restu untuk maju menjadi anggota dewan. Doa tulus juga aku berikan, namun tidak dengan rasa iri, karena memang aku tidak tertarik untuk menjadi anggota dewan. Banyak alasan mestinya, tapi tidak pentinglah. Setelah proses pemilu selesai, ada satu dua saudara, kerabat dan sahabat yang berhasil mewujudkan impiannya jadi anggota dewan yang terhormat. Tapi aku lihat sampai sekarang mereka belum mengucapkan terimakasih apalagi kerja nyata. Bukan kepadaku, karena siapa sih aku. Kepada orang orang yang telah memilihnya dan memberikan doa restunya. Ah... apakah kalau sudah diatas juga lupa, karena menjadi yang terpilih.
Kembali ke musim haji yang juga telah berlalu. Seminggu yang lalu aku didatangi oleh saudaraku yang baru pulang haji, sambil membawa oleh oleh dan berterimakasih atas doanya. Sedangkan Saudara, Kerabat dan Saudara yang lain kenapa tidak berbuat hal yang sama. Apa mereka menjadi lupa padaku dan orang lain yang juga pernah mereka mintai doa restunya. Ah tentunya itu tidak penting ya. Karena menurut beberapa riwayat yang aku baca. Naik Haji adalah rukun yang kelima dalam Islam, sehingga mestinya empat yang terdahulu sudah dilakukan dengan baik. Syahadat, Sholat, Puasa dan Zakat yang yang memang belum aku lakukan dengan benar, sehingga Haji pun seolah jauh dari jangkauanku.
Untuk semua Saudara, Kerabat dan Sahabat yang telah menunaikan ibadah haji, semoga menjadi haji Mabrur. Seperti juga para anggota dewan ketika menjadi yang terpilih, buktikan semuanya dengan kerja nyata untuk membuat masyarakat menjadi lebih baik, dan ANDA semuanya menjadi lebih berguna.
Pleret, 14 Desember 2011
Langganan:
Postingan (Atom)